serupa.id

seni belajar untuk hidup

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

model pembelajaran based learning dan problem solving

Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017, hlm. 135) bahwa metode problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Problem solving dalam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Mengapa? Karena dengan mengetahui cara menyelesaikan masalahnya, pembelajaran akan merekat jauh lebih dalam dan tidak mudah untuk dilupakan. Dampaknya hampir sama dengan pembelajaran kontekstual, karena pada akhirnya masalah adalah hal sehari-hari yang akan ditemui oleh siswa. Pemecahan masalah merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada abad-21 .

Sementara itu Purwanto (dalam Chotimah & Fathurrohman, 2018, hlm. 280-281) berpendapat bahwa model problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.

Model ini sering disebut sebagai metode pula karena boleh dibilang merupakan salah satu penerapan problem based learning (PBL) yang sudah memiliki langkah-langkah konkret. Namun di balik itu, metode ini juga cukup dinamis untuk dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan siswa atau sekolah. Oleh karena sifatnya yang dinamis, terdapat berbagai turunan dari model ini, misalnya model pembelajaran creative problem solving             .

Menurut Murray, Hanlie, et al. (dalam Huda, 2015, hlm. 273) model pembelajaran problem solving merupakan salah satu dasar teoretis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya. Artinya akan terdapat beberapa tipe atau setting yang dapat dinaunginya.

Model problem solving adalah sebuah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa berperan aktif dan mampu berpikir. Karena dalam problem solving siswa diharuskan mampu menganalisis materi mulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model yang memusatkan pembelajaran pada pemecahan masalah sehingga siswa dapat memperkuat daya nalar dengan menyusun cara, strategi, atau teknik baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Lalu seperti apa prosedur, sintaks, atau langkah-langkah dari model ini? Berikut adalah penjelasannya.

Sintaks Pembelajaran Problem Solving

Terdapat sintaks atau acuan dasar dari seluruh fase yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 287-288) sintaks model pembelajaran problem solving terdiri dari 6 tahap sebagai berikut.

  • Merumuskan masalah Kemampuan ini diperlukan untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
  • Menelaah masalah Untuk menggunakan model problem solving, menelaah masalah diperlukan agar peserta didik dapat menggunakan pengetahuan untuk memerinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis Kemampuan yang diperlukan lainnya adalah berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data (sebagai bahan pembuktian hipotesis) Tahap ini berfungsi untuk memancing kecakapan mencari dan menyusun data serta menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel.
  • Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
  • Menentukan pilihan penyelesaian Tahap ini akan membuat peserta didik mampu untuk membuat alternatif penyelesaian serta kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Langkah Langkah Model Pembelajaran Problem Solving

Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving menurut Sani (2019, hlm. 243) adalah sebagai berikut.

  • Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.
  • Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
  • Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
  • Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
  • Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan.
  • Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

Tujuan Model Problem Solving

Dalam metode pembelajaran problem solving, pembelajaran tidak hanya difokuskan dalam upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Justru bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat tersebut adalah fokusnya. Dengan kata lain, model pembelajaran ini mengutamakan peningkatan keterampilan untuk menggunakan pengetahuan sebagiamana nantinya akan digunakan pada dunia nyata atau kehidupan sehari-hari.

Siswa yang dapat mengerjakan atau dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dapat dikatakan telah telah menguasai pelajaran dengan baik. Bersinggungan dengan hal tersebut, menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 282) tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
  • Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hasil intrinsik bagi peserta didik.
  • Potensi intelektual peserta didik meningkat.
  • Peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Solving

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan masing-masing. Salah satunya yakni model pembelajaran problem solving yang tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan pula. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model ini.

Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan kehidupan sehari-hari.
  • Melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
  • Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.
  • Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya dari semenjak sekolah (sebelum memasuki kehidupan nyata).
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Membuat peserta didik berpikir dan bertindak kreatif.
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang tepat.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Sementara itu, menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) keunggulan dari metode problem solving adalah sebagai berikut.

  • Merupakan teknik pembelajaran yang cukup bagus agar siswa lebih memahami isi pelajaran.
  • Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) kelemahan dari metode problem solving adalah sebagai berikut ini.

  • Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
  • Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin dipelajari.
  • Chotimah, C., & Fathurrohman, M. (2018). Paradigma Baru Sistem Pembelajaran dari Teori, Metode, Model, Media, Hingga Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  • Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Sani, R.A. (2019). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ( Cetakan ke 12). Jakarta: Kencana Prenada Media.
  • Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Artikel Terkait

Gabung ke percakapan.

Terima kasih, sangat membantu bagi saya, semakin mengerti model pembelajaran problem solving.

Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Tinggalkan Komentar

Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran problem based learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif. Model pembelajaran ini dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa dimana siswa terlibat untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Dengan demikian, siswa akan dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Model problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menyajikan masalah sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real word). Pembelajaran dengan model ini merupakan pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar” bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan (Daryanto, 2014).

Menurut Arend (Dewi, dkk, 2013) pengertian dari model problem based learning merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada sebuah permasalahan yang mengantarkan mereka pada pengetahuan dan konsep baru yang belum mereka ketahui sebelumnya. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada situasi permasalahan bermakna yang dapat memfasilitasi siswa menyusun pengetahuan sendiri, mengembangkan inkuiri, kemampuan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

Menurut Bridges (Wasonowati, dkk, 2014) model problem based learning diawali dengan penyajian masalah, kemudian siswa mencari dan menganalisis masalah tersebut melalui percobaan langsung atau kajian ilmiah. Melalui kegiatan tersebut aktivitas dan proses berpikir ilmiah siwa menjadi lebih logis, teratur dan teliti sehingga mempermudah pemahaman konsep.

Menurut Suradijono (Syafi’I, dkk, 2004), pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

Tujuan pembelajaran problem based learning

Tujuan belajar dengan menggunakan problem based learning terkait dengan penguasaan materi pengetahuan, keterampilan menyelesaikan masalah, belajar multidisiplin dan keterampilan hidup. Pembelajaran dengan model problem based learning memungkinkan siswa untuk terlibat dalam mempelajari hal-hal, antara lain:

  • Permasalahan dunia nyata
  • Keterampilan berpikir tingkat tinggi
  • Keterampilan menyelesaikan masalah
  • Belajar antardisiplin ilmu
  • Belajar mandiri
  • Belajar menggali informasi
  • Belajar bekerjasama
  • Belajar keterampilan berkomunikasi

Karakteristik model pembelajaran problem based learning

Pembelajaran ini memiliki beberapa karakteristik yaitu:

  • Belajar dimulai dengan satu masalah
  • Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata peserta didik
  • Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah
  • Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri
  • Menggunakan kelompok kecil
  • Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk.

Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa pembelajaran dengan model problem based learning dimulai dengan adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh guru, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran problem based learning dapat memberikan pengalaman yang kaya pada siswa. Dengan kata lain, penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari (Hamdayana, 2014).

Arifin (dalam Pratiwi, dkk, 2014), menyatakan bahwa ada tiga ciri utama pembelajaran berbasis masalah:

  • merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam impelementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. Dalam pembelajaran berbasis masalah, menuntut peserta didik secara aktif terlibat berkomunikasi, mengembangkan daya pikir, mencari dan mengolah data serta menyusun kesimpulan bukan hanya sekedar mendengarkan, mencatat, atau menghafal materi pembelajaran;
  • aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Tanpa masalah pembelajaran tidak akan terjadi;
  • pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah.

Sears dan Hersh (dalam Sumarmo, dkk, 2011) mengemukakan beberapa karakteristik model problem based learning:

  • Masalah harus sesuai dengan kurikulum.
  • Masalah bersifat tak terstruktur, solusi tidak tunggal dan prosesnya bertahap.
  • Siswa memecahkan masalah dan guru sebagai fasilitator.
  • Siswa diberi panduan untuk mengenali masalah dan bukan formula untuk memecahkan masalah
  • Penilaian berbasis performa autentik.

Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran problem based learning

Kelebihan model pembelajaran problem based learning

Sanjaya (dalam Kusprianto dan Siagian, 2013) menyatakan bahwa pembelajaran problem based learning memiliki beberapa kelebihan yaitu:

  • Teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
  • Dapat menantang kemampuan siswa.
  • Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan belajarnya bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, disamping itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
  • Bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
  • Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
  • Dapat mengembangkan kemampuan siswa.
  • Dapat memberikan kesempatan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
  • Dapat mengembangkan minat siswa untuk terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Kelemahan model pembelajaran problem based learning

Beberapa kelemahan dari model pembelajaran problem based Learning:

  • Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari dapat dipecahkan, maka mereka akan enggan untuk mencoba.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran melalui pemecahan masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka guru sebaiknya membuat persiapan yang matang sebelum menerapkannya. Guru juga sebaiknya menjelaskan secara detail agar siswa memahami permasalahan yang akan dipecahkan. Selain itu, guru juga harus mampu membangun kepercayaan diri siswa untuk berhasil (Sutirman, 2013).

Tahapan model pembelajaran problem based learning

Dalam pembelajaran menggunakan model problem based learning ada beberapa tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya yaitu:

  • Guru menyampaikan permasalahan kepada siswa yang relevan dengan topik yang akan dikaji. Permasalahan yang diajukan merupakan permasalahan kompleks yang kurang terstruktur dan terkait dengan situasi nyata. Problem yang disajikan harus dapat ditelaah melalui pengembangan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah.
  • Siswa mendiskusikan permasalahan dalam kelompok kecil. Kelompok mengklarifikasi fakta dan mencari hubungan konsep yang relevan. Anggota kelompok melakukan diskusi berdasarkan pengetahuan awal mereka dalam upaya memahami permasalahan dan mengajukan usulan solusi. Kelompok mengidentifikasi hal-hal yang belum mereka pahami dan perlu pelajari untuk menyelesaikan masalah.
  • Siswa atau kelompok membuat perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan. Anggota kelompok berbagi peran untuk mempelajari fakta dan konsep atau mempersiapkan kegiatan eksplorasi.
  • Masing-masing siswa melakukan penelusuran informasi atau observasi berdasarkan tugas yang telah ditetapkan dalam diskusi kelompok.
  • Siswa kembali melakukan diskusi kelompok dan berbagi informasi. Informasi atau pengetahuan yang diperoleh digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji.
  • Kelompok menyajikan solusi permasalahan kepada teman sekelas. Penyajian solusi permasalahan harus dipersiapkan terlebih dahulu dan sebaiknya menggunakan teknologi informasi (IT). Teman lain menanggapi hasil kerja yang ditayangkan.
  • Anggota kelompok melakukan pengkajian ulang (riview) terhadap proses penyelesaian masalah yang telah dilakukan dan menilai kontribusi dari masing-masing anggota. Proses penilaian diri dan penilaian teman sejawat dapat dilakukan pada tahap akhir sebagai metode refleksi bagi kelompok dan metode penilaian bagi guru (Sani, 2014).

Barret menyusun langkah-langkah pelaksanaan problem based learning, yaitu:

  • Siswa diberi permasalahan oleh guru berdasarkan pengalaman siswa.
  • Mengklarifikasi kasus atau masalah yang diberikan
  • Mendefinisikan masalah
  • Saling bertukar pendapat berdasarkan pengalaman yang dimiliki
  • Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
  • Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
  • Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus diselesaikan.
  • Siswa kembali kepada kelompok problem based learning awal untuk melakukan tukar informasi, pembelajaran teman sejawat dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.
  • Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari beberapa sintaks atau langkah belajar sebagai berikut:

Karakteristik permasalahan dalam model problem based learning

Karakteristik permasalahan yang dibahas dalam problem based learning menurut Tan (Sani, 2014) adalah sebagai berikut:

  • Permasalahan dunia nyata yang tidak terstruktur atau kurang terstruktur
  • Permasalahan yang mencakup beberapa sudut pandang
  • Permasalahan yang menantang siswa untuk menguasai pengetahuan baru

Rusman (dalam Kuspriyanto dan Siagian, 2013) menyatakan bahwa “Masalah-masalah yang dapat dijadikan sebagai sarana belajar adalah masalah yang memenuhi konteks dunia nyata yang akrab dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Menghasilkan Uang dari snack video

Localstartupfest.id

Perbedaan PBL dan Problem Solving: Mana yang Lebih Efektif dalam Pembelajaran?

Perbedaan PBL dan Problem Solving: Mana yang Lebih Efektif dalam Pembelajaran? 1

Saat belajar atau menghadapi masalah, mungkin kamu sering kali mendengar istilah PBL dan Problem Solving. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara PBL dan problem solving tersebut? Sebelumnya, PBL atau Problem-Based Learning merupakan salah satu metode pembelajaran di mana siswa akan bersama-sama mengidentifikasi masalah dan merancang solusi untuk memecahkannya. Sedangkan, Problem Solving adalah kemampuan untuk mengatasi masalah dengan cara yang efektif dan efisien, dari tahap analisis hingga implementasi solusi.

Meski tampak serupa, PBL dan Problem Solving memiliki perbedaan yang cukup signifikan. PBL lebih menekankan pada proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Pada teknik ini, siswa dihadapkan pada masalah yang diharapkan dapat menggugah material dasar yang sedang dipelajari. Sementara itu, Problem Solving pada dasarnya merupakan bagian dari proses pembelajaran di mana seseorang memecahkan masalah yang sedang dihadapinya dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya.

Bagaimana dengan cara belajar yang cocok dengan kamu? Apakah lebih memilih dihadapkan pada masalah atau menyelesaikannya? Salam belajar! Perbedaan PBL dan Problem Solving

Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan metode Problem Solving merupakan dua pendekatan pembelajaran yang sering digunakan di dunia pendidikan dan bisnis. Meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam menyelesaikan masalah, namun pada dasarnya terdapat perbedaan signifikan antara PBL dan Problem Solving.

  • PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Dalam metode ini, siswa diberikan masalah kompleks dan realistis untuk dipecahkan secara mandiri atau dalam kelompok. Siswa diharapkan untuk dapat melibatkan diri secara aktif dalam memecahkan masalah tersebut dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh.
  • Sedangkan Problem Solving adalah suatu pendekatan untuk menyelesaikan masalah dengan konsep dan strategi yang sistematis. Pendekatan ini biasanya digunakan dalam konteks bisnis, dimana tim atau individu harus mencari solusi terbaik untuk masalah yang dihadapi. Dalam Problem Solving, para profesional memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk memecahkan masalah dengan cara yang efektif dan efisien.

Perbedaan utama antara PBL dan Problem Solving adalah dalam konteks penggunaannya. PBL lebih sering digunakan dalam dunia pendidikan untuk mempromosikan pembelajaran yang aktif, sementara Problem Solving lebih sering dipraktikkan di dalam konteks profesional untuk menyelesaikan masalah bisnis. Meskipun begitu, keduanya memiliki unsur yang sama yaitu proses berpikir yang sistematis dan strategis untuk mencari solusi terbaik.

Seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut, terdapat perbedaan lain antara PBL dan Problem Solving:

Secara keseluruhan, PBL dan metode Problem Solving adalah dua pendekatan pembelajaran yang berbeda. Keduanya memiliki manfaat yang unik tergantung pada konteks penggunaannya. PBL dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis, sedangkan Problem Solving dapat membantu profesional dan bisnis untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang efektif dan efisien.

Pada setiap metode pembelajaran, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula dengan PBL (Problem Based Learning) yang memiliki tujuan yang spesifik dalam pengaplikasiannya di dalam dunia pendidikan. Tujuan PBL antara lain:

  • Melatih keterampilan pemecahan masalah.
  • Meningkatkan kemampuan kritis dan kreatif siswa.
  • Melatih keterampilan kerjasama dan komunikasi diantara sesama siswa.

Tujuan-tujuan tersebut tentunya menjadi hal yang penting dalam dunia pendidikan, dimana dengan memperkuat keterampilan-keterampilan tersebut, siswa diharapkan dapat menjadi pribadi yang tangkas dan mampu menghadapi tantangan yang ada di masyarakat.

Jenis-jenis Problem Solving

Problem solving adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ada banyak jenis-jenis problem solving yang ada, di antaranya:

  • Heuristik: Jenis problem solving ini dilakukan dengan cara menggunakan pengetahuan dan pengalaman untuk menyelesaikan masalah.
  • Algoritma: Jenis problem solving ini dilakukan dengan cara mengikuti langkah-langkah tertentu yang sudah ditentukan untuk menyelesaikan masalah.
  • Metode trial dan error: Jenis problem solving ini dilakukan dengan mencoba-coba dan melakukan kesalahan untuk menyelesaikan masalah.
  • Pemecahan masalah sistematis: Jenis problem solving ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah secara sistematis.
  • Collaborative problem solving: Jenis problem solving ini dilakukan oleh kelompok atau tim, di mana setiap anggota saling berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah.

Pemecahan Masalah Sistematis

Pemecahan masalah sistematis adalah metode problem solving yang populer dan banyak digunakan di berbagai bidang, seperti bisnis, teknologi, dan pendidikan. Pemecahan masalah sistematis dilakukan dengan cara mengikuti langkah-langkah tertentu, yaitu:

  • Mengidentifikasi masalah atau situasi yang memerlukan penyelesaian.
  • Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk menganalisis masalah.
  • Menganalisis masalah dengan cara mengevaluasi informasi dan mengidentifikasi akar masalah.
  • Mengembangkan alternatif solusi yang dapat diimplementasikan.
  • Memilih solusi terbaik dan mengimplementasikannya.
  • Mengevaluasi solusi yang telah diterapkan untuk memberikan umpan balik dan melihat apakah solusi tersebut efektif atau tidak.

Pemecahan masalah sistematis dapat membantu seseorang atau kelompok untuk menyelesaikan masalah dengan lebih tepat dan efektif. Dengan menggunakan pendekatan sistematis, masalah akan dipahami dan dipecahkan dengan cara yang lebih terorganisir dan terstruktur.

Collaborative Problem Solving

Collaborative problem solving adalah metode problem solving yang melibatkan tim atau kelompok yang bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. Metode ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah secara efektif. Ada banyak keuntungan yang didapat dari collaborative problem solving, di antaranya:

  • Meningkatkan kualitas solusi yang dihasilkan.
  • Meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah.
  • Meningkatkan dukungan sosial yang diberikan oleh tim atau kelompok.
  • Meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk menyelesaikan masalah.
  • Meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dalam suatu tim atau kelompok.

Dalam collaborative problem solving, setiap anggota tim atau kelompok akan berkontribusi dengan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Mereka akan membagikan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dapat membantu untuk menghasilkan solusi yang lebih inovatif dan efektif.

Dalam memilih metode problem solving yang tepat, seseorang atau kelompok harus mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, waktu yang tersedia, dan tujuan yang ingin dicapai. Setiap jenis problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, oleh karena itu penting untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

Langkah-langkah PBL

Project-Based Learning atau PBL merupakan suatu metode belajar yang memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah dengan mengerjakan proyek-relevan di lingkungan sekitar mereka. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam PBL untuk mencapai target dan tujuan pembelajaran. Dalam artikel ini, kita akan membahas setiap langkah dari PBL secara rinci.

  • Langkah 1 – Identifikasi topik dan masalah

Siswa harus memilih topik dan masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membantu siswa untuk memecahkan masalah yang nyata dan signifikan. Sebagai contoh, siswa dapat memilih topik seputar lingkungan atau masalah sosial dalam masyarakat.

  • Langkah 2 – Perencanaan proyek

Pada langkah ini, siswa perlu merencanakan proyek yang akan mereka kerjakan. Siswa perlu mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dan menentukan bagaimana tugas akan diselesaikan mengikuti batas waktu yang ditentukan.

  • Langkah 3 – Penyelesaian proyek

Setelah merencanakan proyek, siswa melanjutkan dengan menyelesaikan proyek tersebut. Siswa akan bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan mereka dan menyelesaikan tugas secara efisien.

  • Langkah 4 – Evaluasi proyek

Perbedaan antara PBL dan Problem Solving

Kedua metodologi belajar ini serupa dalam hal siswa menyelesaikan masalah. Akan tetapi, perbedaan yang utama adalah dalam pendekatan yang digunakan. Problem Solving adalah sebuah teknik yang menggunakan pendekatan kritis untuk memecahkan masalah, sedangkan PBL lebih menekankan pada keterampilan bekerja sama dalam tim dan memberikan pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah nyata.

Melalui PBL, siswa dapat memecahkan masalah nyata sambil belajar dan mengembangkan keterampilan seperti bekerja sama dalam tim, berkomunikasi, dan kepemimpinan. Melalui langkah-langkah PBL, siswa dapat meningkatkan keterampilan multitasking, mempercepat proses pembelajaran, dan membentuk rasa percaya diri serta mandiri dalam memecahkan masalah.

Tabel 1. Perbedaan antara PBL dan Problem Solving.

Keunggulan PBL Perbedaan antara metode pembelajaran PBL dan problem solving terletak pada pendekatan dan fokus pembelajarannya. PBL berfokus pada pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam proses riset dan kolaborasi untuk menyelesaikan sebuah masalah kompleks. Sedangkan problem solving fokus pada pembelajaran dengan menyelesaikan masalah yang diberikan tanpa melibatkan riset mendalam.

Namun, terdapat beberapa keunggulan PBL dibandingkan problem solving:

  • Peningkatan rasa percaya diri: Siswa yang terlibat dalam PBL merasa lebih percaya diri dengan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah kompleks sehingga meningkatkan keterampilan problem solving mereka secara umum.
  • Meningkatkan kemampuan berpikir kritis: Dalam PBL, siswa dihadapkan pada masalah yang tidak memiliki satu jawaban pasti sehingga mereka harus berpikir kritis dan kreatif dalam mencari solusi.
  • Menumbuhkan kemampuan kolaborasi: Pembelajaran PBL melibatkan kolaborasi antar siswa dalam mencari solusi masalah sehingga mereka dapat belajar bagaimana bekerja dalam tim dan menyampaikan ide secara efektif.

Pada akhirnya, salah satu keunggulan terbesar dari PBL adalah dukungan yang diberikan pada siswa dalam mengembangkan keterampilan problem solving dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang aktif dan interaktif. Oleh karena itu, method PBL adalah pilihan yang tepat untuk siswa yang ingin meningkatkan kemampuan problem solving mereka secara efektif dan menyenangkan.

Sumber: The Tim Ferriss Show Podcast: PBL vs Problem Solving

Perbedaan PBL dan Problem Solving

Problem-based learning (PBL) dan problem solving adalah dua metode pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, namun keduanya memiliki perbedaan utama.

  • PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai pengambil keputusan aktif dalam memecahkan masalah melalui diskusi dan kolaborasi dengan sesama mahasiswa.
  • Problem solving, di sisi lain, fokus pada solusi dari masalah yang diberikan, dengan pendekatan yang lebih struktural dan terstruktur
  • Meskipun keduanya berfokus pada pemecahan masalah, PBL memiliki aspek berorientasi pada masalah yang lebih kuat daripada problem solving.

PBL sebagai Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam PBL, mahasiswa diberikan masalah nyata dan kompleks, kemudian diberikan waktu dan sumber daya untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri tentang masalah tersebut dan mencari solusi.

Mahasiswa melakukan diskusi dalam kelompok untuk mencari solusi masalah serta menyusun ide-ide untuk mulai menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya, dalam kasus matematika, mahasiswa diminta untuk menyelesaikan perhitungan matematika rumit yang melibatkan banyak variabel dan faktor.

Problem Solving Sebagai Metode Struktural

Problem solving, pada dasarnya, adalah sekelompok teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Pendekatan struktural digunakan untuk mengontrol solusi dari masalah yang diberikan dan pastinya lebih terstruktur dari PBL.

Berikut adalah contoh tabel yang membandingkan PBL dan Proble Solving

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa meskipun keduanya berfokus pada pemecahan masalah, PBL dan problem solving memiliki perbedaan yang signifikan dalam pendekatan dan fokus mereka.

Problem-based Learning (PBL) dan Problem Solving adalah dua pendekatan pembelajaran yang sering digunakan di sekolah dan universitas. Meskipun terdengar mirip, kedua konsep ini memiliki perbedaan dalam pendekatannya dan cara mereka diterapkan. Di bawah ini adalah beberapa perbedaan antara PBL dan Problem Solving:

Perbedaan Pendekatan dan Tujuan

  • PBL adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menemukan solusi atas masalah yang mereka hadapi. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, dan kemampuan belajar sepanjang hayat.
  • Problem Solving adalah proses untuk menyelesaikan masalah dengan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan analitis dan pemecahan masalah.

Perbedaan pada Jenis Masalah

PBL mengarah pada masalah yang kompleks dan lebih luas. Masalahnya biasanya tidak memiliki satu jawaban benar dan mengharuskan siswa untuk melakukan penelitian yang mendalam. Proble Solving terfokus pada masalah yang lebih spesifik dengan solusi yang jelas.

Perbedaan pada Pembelajaran Berbasis Proyek

PBL cenderung mengintegrasikan pembelajaran ke dalam proyek untuk memecahkan masalah yang kompleks. Siswa akan mengembangkan proyek mereka sendiri, mengeksplorasi isu-isu yang terkait dengan masalah, dan mempresentasikan solusi mereka. Sebaliknya, Problem Solving tidak selalu terkait dengan proyek lebih banyak berfokus pada pembuatan keputusan dari solusi yang ada.

Perbedaan pada Keterlibatan Dosen

Dosen lebih terlibat dalam memberikan panduan dan umpan balik dalam PBL karena ada penggunaan kelompok yang berinteraksi, meskipun banyak belajar juga bisa dilakukan oleh murid itu sendiri. Di sisi lain, pada Problem Solving, dosennya hanya membantu dalam menetapkan batasan masalah yang akan diselesaikan oleh siswa.

Perbedaan pada Evaluasi

Dalam pengajaran, penting untuk memahami perbedaan antara PBL dan Problem Solving. PBL mendorong siswa untuk berpikir dan belajar secara kritis dalam konteks kehidupan nyata, sementara Problem Solving membantu siswa mengembangkan keterampilan analitis ketika mereka menemukan solusi atas masalah yang diberikan.

Konsep dan Prinsip Dasar PBL

PBL atau Problem Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan pemecahan masalah sebagai landasan utama dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa prinsip dasar yang mendasari PBL.

  • Pembelajaran berpusat pada peserta didik
  • Peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran
  • Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah
  • Problem solving menjadi fokus utama pembelajaran
  • Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan interdisipliner
  • Materi pembelajaran bersifat autentik dan relevan dengan kehidupan nyata

Dalam PBL, peserta didik akan dihadapkan pada masalah atau situasi yang kompleks dan berbeda-beda pada setiap kesempatan. Peserta didik kemudian diminta untuk mencari solusi dari masalah tersebut melalui proses pengamatan, pemikiran, dan refleksi secara kritis dan kreatif.

Didalam PBL, prinsip dasar tersebut menjadi pedoman bagi pengajar untuk merancang pembelajaran yang menantang dan membangun kemampuan berpikir siswa secara holistik. Selain itu, PBL juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Jadi, PBL dan problem solving memang memiliki kesamaan dalam hal fokus pada masalah. Namun, PBL lebih menekankan pada proses pemecahan masalah secara kreatif dan holistik, sedangkan problem solving hanya berfokus pada solusi dari masalah itu sendiri. Selain itu, PBL juga memberikan peran yang lebih aktif pada peserta didik, baik dalam merancang materi maupun mengambil keputusan.

Peran Guru dalam PBL

Problem-Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang memperkenalkan siswa pada kasus atau masalah dunia nyata sebagai titik awal untuk belajar. Proses belajar berpusat pada pemecahan masalah untuk menyelesaikan kasus tersebut. Guru memiliki peran penting dalam menjalankan metode pembelajaran PBL agar dapat efektif dan efisien.

  • Sebagai fasilitator pembelajaran: Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran PBL. Mereka tidak lagi hanya memberikan materi, tetapi membantu siswa dalam memahami materi dan menunjukkan cara untuk memecahkan masalah.
  • Memilih kasus yang relevan: Guru juga memiliki peran dalam memilih kasus atau masalah dunia nyata yang relevan dengan materi pembelajaran. Kasus yang dipilih harus menarik dan menggugah minat siswa untuk belajar lebih dalam.
  • Mendorong kolaborasi antar siswa: Pada metode pembelajaran PBL, siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah. Guru berperan dalam memastikan adanya kolaborasi antar siswa, sehingga mereka dapat memecahkan masalah dengan lebih efektif.

Guru juga perlu memberikan bimbingan kepada siswa dalam menerapkan metode PBL. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberikan bimbingan secara efektif:

  • Memberikan arahan: Guru memberikan arahan atau petunjuk yang jelas mengenai langkah-langkah yang perlu diambil untuk memecahkan masalah.
  • Mendorong refleksi: Guru mendorong siswa untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai.
  • Mendorong kreativitas: Selama proses pembelajaran, guru perlu mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan memunculkan ide-ide terbaru.

Pada dasarnya, PBL dan Problem Solving memiliki konsep yang sama, yaitu memecahkan masalah. Namun, terdapat perbedaan mendasar antara keduanya:

  • PBL lebih fokus pada proses pembelajaran, sedangkan Problem Solving lebih fokus pada pencarian solusi.
  • PBL melibatkan kelompok siswa dalam pemecahan masalah, sedangkan Problem Solving lebih sering dilakukan secara individu.
  • PBL menggunakan masalah dunia nyata sebagai titik awal pembelajaran, sedangkan Problem Solving dapat menggunakan masalah apa saja sebagai bahan untuk mencari solusi.

Tabel Perbedaan antara PBL dan Problem Solving

Dengan mengetahui perbedaan antara PBL dan Problem Solving, guru dapat memutuskan metode pembelajaran mana yang sesuai untuk diimplementasikan pada materi pembelajaran yang dimiliki.

Peran Siswa dalam PBL

Problem-based learning (PBL) dapat dikatakan sebagai metode pembelajaran aktif yang menekankan pada peran siswa dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, peran siswa dalam PBL sangat penting dan harus dimengerti dengan baik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran siswa dalam PBL:

  • Siswa sebagai pemecah masalah: Dalam PBL, siswa adalah pemecah masalah yang sebenarnya. Mereka dituntut untuk memecahkan suatu masalah atau tantangan yang diberikan dengan menggunakan berbagai macam sumber informasi.
  • Siswa sebagai pembelajar aktif: Siswa diharapkan untuk sangat aktif dalam pembelajaran karena mereka harus memecahkan suatu masalah. Mereka harus mencari sumber daya, berfikir kritis, dan mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.
  • Siswa sebagai pengorganisasi: Siswa harus bertanggung jawab dalam mengorganisir pekerjaan mereka. Mereka harus merencanakan dan menjadwalkan kegiatan mulai dari analisis awal hingga presentasi akhir.
  • Siswa sebagai pemimpin: Dalam PBL, siswa diberi kebebasan untuk menentukan dan memimpin tim mereka sendiri. Hal ini menuntut siswa untuk bisa bekerja dalam kelompok dan memimpin kelompok tersebut agar dapat mencapai tujuan bersama.
  • Siswa sebagai evaluator: Siswa harus mengevaluasi pekerjaan mereka sendiri dan juga pekerjaan anggota tim mereka. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dihasilkan memenuhi standar yang diharapkan.

Selain peran di atas, siswa juga harus memiliki kemampuan-kemampuan tertentu agar dapat berhasil dalam PBL, antara lain:

  • Kemampuan mencari sumber daya: Siswa harus mampu mencari dan mengambil sumber daya secara efektif dan efisien untuk memecahkan masalah yang diberikan.
  • Kemampuan berkolaborasi: Siswa harus mampu bekerja sama dengan anggota tim mereka dan berkolaborasi dengan baik.
  • Kemampuan berfikir kritis: Siswa harus mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritis untuk mengidentifikasi isu-isu yang muncul dalam pemecahan masalah.
  • Kemampuan presentasi: Siswa harus mampu membuat presentasi yang baik dan efektif untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.

Berdasarkan tabel di bawah ini, dapat dilihat bahwa keberhasilan PBL sangat bergantung pada peran siswa dalam proses pembelajaran:

Dalam PBL, siswa memiliki peran yang sangat penting dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, siswa harus berperan aktif dan memiliki kemampuan-kemampuan tertentu agar dapat berhasil dalam PBL.

Penggunaan Teknologi dalam PBL

PBL atau problem-based learning adalah metode pembelajaran di mana siswa diajak untuk menyelesaikan masalah dalam dunia nyata sebagai sarana untuk belajar. Penggunaan teknologi di dalam PBL memainkan peran penting dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berikut adalah beberapa cara di mana teknologi dapat digunakan di dalam PBL:

  • Mempelajari dasar-dasar teknologi: Setiap proyek PBL menuntut siswa untuk menggunakan beberapa jenis teknologi, misalnya untuk membangun website atau membuat video. Penting bagi siswa untuk memahami dasar-dasar teknologi ini agar dapat melaksanakan proyek dengan baik. Maka, guru dapat menyediakan panduan tutorial video atau live demo untuk membantu siswa memahami penggunaan teknologi secara tepat.
  • Menyelesaikan masalah menggunakan software: Ada berbagai jenis software yang dapat membantu siswa memecahkan masalah yang mereka hadapi. Misalnya, Microsoft Excel dapat membantu mengelola data dan mengekstrak informasi dari data tersebut. Software presentasi seperti Powerpoint dan Prezi dapat membantu siswa menyusun informasi mereka ke dalam presentasi yang efektif. Guru dapat melatih siswa dalam penggunaan software tersebut agar mereka dapat memanfaatkan teknologi sebaik mungkin.
  • Penggunaan internet: Internet menyediakan sumber informasi yang melimpah yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah mereka. Misalnya, mereka dapat melakukan penelitian tentang topik tertentu atau mencari solusi bagi masalah yang dihadapi. Meskipun seperti itu, guru harus memperhatikan untuk memberi panduan tentang bagaimana siswa dapat mengakses dan menggunakan informasi yang tepat dan berkualitas dari internet.

Penggunaan Teknologi secara Global

Penggunaan teknologi dalam PBL dapat membantu siswa memperluas pandangan mereka secara global. Beberapa cara di mana teknologi dapat membantu siswa lebih memahami dunia adalah sebagai berikut:

  • Komunikasi: Teknologi seperti Skype dan e-mail memungkinkan siswa untuk berkomunikasi secara online dengan orang seluruh dunia. Hal ini membuka peluang untuk menjalin hubungan dengan orang-orang dari budaya yang berbeda dan dapat membantu meningkatkan wawasan siswa tentang cara berpikir dan bekerja di negara lain.
  • Platform pembelajaran online: Ada banyak platform pembelajaran online yang tersedia, misalnya seperti Edmodo, Moodle, dan Google Classroom. Platform-platform ini dapat membantu siswa belajar melalui kursus online yang tersedia dari mana saja di dunia dan belajar melalui diskusi dan tugas yang terstruktur.
  • Penggunaan media sosial: Media sosial dapat membantu siswa membangun jaringan dan koneksi dengan orang-orang di seluruh dunia. Melalui media sosial, siswa dapat berhubungan dengan peneliti atau ahli dalam bidang tertentu untuk memperdalam pemahaman mereka tentang proyek PBL yang sedang dilakukan.

Tabel Perbandingan PBL dan Problem Solving

PBL dan problem solving adalah metode pembelajaran yang mirip, namun ada perbedaan utama antara keduanya. Berikut adalah tabel perbandingan di antara keduanya:

PBL versus Metode Konvensional

Problem Based Learning (PBL) dan problem solving merupakan dua metode pembelajaran yang sering digunakan di dalam pendidikan. Dalam hal ini, PBL dan problem solving memiliki beberapa perbedaan yang signifikan.

  • PBL mengajarkan para siswa untuk belajar dari pengalaman dan mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi. Sedangkan metode konvensional lebih cenderung pada pemberian materi secara teoritis dan memberikan tes atau tugas yang berkaitan langsung dengan materi tersebut.
  • PBL lebih menekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan berkolaborasi dari para siswa. Sedangkan metode konvensional lebih fokus pada penguasaan materi dan keterampilan berhitung.
  • Para siswa pada PBL harus belajar bagaimana menyelesaikan masalah, sedangkan pada metode konvensional lebih banyak mengerjakan soal yang serupa.

Secara keseluruhan, perbedaan paling signifikan antara PBL dan metode konvensional terletak pada pendekatan pembelajaran yang digunakan. PBL lebih menekankan pada pengalaman dan penerapan nyata dalam menyelesaikan masalah, sedangkan metode konvensional lebih menekankan pada penguasaan konsep dan keterampilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan metode PBL cenderung memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik dan kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi daripada mereka yang belajar dengan metode konvensional. Namun, pada saat yang sama, PBL juga memiliki kelemahan, seperti memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas dan memerlukan upaya lebih besar dari para siswa untuk mencari solusi terhadap masalah yang diberikan.

Jadi, PBL dan metode konvensional memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, ketika dipilih dengan tepat dan disesuaikan dengan karakteristik siswa, kedua metode ini dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menghadapi permasalahan dan memperkuat pemahaman konsep yang diperoleh.

Sampai Jumpa Lagi, Teman-Teman!

Itulah perbedaan antara PBL dan problem solving, teman-teman. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi kalian yang sedang belajar, terutama dalam memilih metode pembelajaran yang tepat. Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai. Jangan lupa untuk selalu kunjungi website kami untuk mendapatkan informasi menarik dan bermanfaat lainnya. Sampai jumpa lagi!

Perbedaan PBL dan PJBL: Apa yang Harus Anda Ketahui? Apa Itu Strategi Pembelajaran dan Bagaimana Cara Memilih yang Tepat? Perbedaan CTL dan PBL: Metode Pembelajaran yang Berbeda Namun Efektif Perbedaan PBL dan PJBL PDF: Membedah Kelebihan dan Kekurangan Kedua Metode Pembelajaran

PerpusTeknik.com

Model Pembelajaran Problem Based Learning: Menemukan Solusi dengan Santai

  • 1.1 Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning
  • 1.2 Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning
  • 2.1 1. Menentukan masalah:
  • 2.2 2. Membentuk kelompok:
  • 2.3 3. Menentukan tujuan pembelajaran:
  • 2.4 4. Mengumpulkan informasi:
  • 2.5 5. Menganalisis informasi:
  • 2.6 6. Merancang solusi:
  • 2.7 7. Implementasi solusi:
  • 2.8 8. Evaluasi dan refleksi:
  • 3.1 1. Pilih masalah yang menarik minat siswa:
  • 3.2 2. Berikan panduan yang cukup:
  • 3.3 3. Beri kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri:
  • 3.4 4. Libatkan teknologi dalam pembelajaran:
  • 3.5 5. Berikan umpan balik yang konstruktif:
  • 4.1 1. Apakah model PBL hanya cocok untuk mata pelajaran tertentu?
  • 4.2 2. Bagaimana cara mengevaluasi hasil pembelajaran dalam PBL?
  • 4.3 3. Apakah semua siswa harus berada dalam satu kelompok?
  • 4.4 4. Bagaimana jika siswa tidak sepakat dalam menentukan solusi?
  • 4.5 5. Bagaimana cara melibatkan orang tua dalam proses PBL?
  • 5.1 Share this:
  • 5.2 Related posts:

PBL adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan santai dan menggunakan permasalahan yang nyata sebagai pusat belajar. Instead of simply memorizing facts and theories, para peserta didik dihadapkan pada sebuah tantangan atau masalah yang harus mereka pecahkan. Dalam proses menyelesaikan masalah tersebut, mereka diharapkan untuk mampu mengasah kemampuan berfikir kritis, kreativitas, dan kemampuan bekerja dalam tim.

Apa itu Model Pembelajaran Problem Based Learning?

Kelebihan model pembelajaran problem based learning, kekurangan model pembelajaran problem based learning, cara melakukan model pembelajaran problem based learning, 1. menentukan masalah:, 2. membentuk kelompok:, 3. menentukan tujuan pembelajaran:, 4. mengumpulkan informasi:, 5. menganalisis informasi:, 6. merancang solusi:, 7. implementasi solusi:, 8. evaluasi dan refleksi:, tips dalam model pembelajaran problem based learning, 1. pilih masalah yang menarik minat siswa:, 2. berikan panduan yang cukup:, 3. beri kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri:, 4. libatkan teknologi dalam pembelajaran:, 5. berikan umpan balik yang konstruktif:, faq (frequently asked questions), 1. apakah model pbl hanya cocok untuk mata pelajaran tertentu, 2. bagaimana cara mengevaluasi hasil pembelajaran dalam pbl, 3. apakah semua siswa harus berada dalam satu kelompok, 4. bagaimana jika siswa tidak sepakat dalam menentukan solusi, 5. bagaimana cara melibatkan orang tua dalam proses pbl, share this:, related posts:.

model pembelajaran based learning dan problem solving

Metode Pembelajaran CTL: Belajar Sambil Santai Menyenangkan!

model pembelajaran based learning dan problem solving

Metode Pembelajaran Tipe STAD: Seru-Seruan Belajar Bareng!

model pembelajaran based learning dan problem solving

Metode Konstruktivisme adalah Pendekatan Belajar yang Melibatkan Siswa dalam Proses Konstruksi Pengetahuan

Ghaziya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

  • Privacy Policy
  • Syarat dan Ketentuan

Selamat Datang

Page Header Logo

Keefektifan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas V

  • Aji Prayoga Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
  • Eunice Widyanti Setyaningtyas Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Penelitian ini digunakan guna melihat efektivitas model pembelajaran Problem Based Learning dan Problem-solving ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5 SD. Subjek dari penelitian ini ialah siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri Pakis 1 dengan jumlah siswa di kelas parallel A dan B 41 siswa, 20 di kelas 5A dan 20 di kelas 5B. teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah observasi dan tes. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen RPP Problem Based Learning dan Problem-solving serta menggunakan instrumen kemampuan berpikir kritis siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskripsi kuantitatif sebagai uji prasyarat, uji T dan uji N-Gain. Hasil pengujian hipotesis, dengan uji t-sig (2-tailed) di peroleh 0,000 < 0,05 dengan thitung 6.942 maka H0 ditolak dapat di artikan bahwa terdapat perbedaan yang segnifikan terhadap kemampuan berpikir kritis matematika. Hal tersebut juga dikuatkan dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5A yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan rata-rata skor awal yang di peroleh 69,60 meningkat menjadi 87,35 sedangkan di kelas 5B yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem-solving perolehan skor awal 65,75 hanya meningkat menjadi 79,20. Hal tersebut menunjukkan bahwa model Problem Based Learning lebih efektif dibandingkan dengan model Problem-solving dilihat dari kemampuan berpikir kritis matematika.

model pembelajaran based learning dan problem solving

  • Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)

Copyright (c) 2021 Aji Prayoga, Eunice Widyanti Setyaningtyas

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .

Most read articles by the same author(s)

  • Prita Tiya Pramesti, Eunice Widyanti Setyaningtyas, Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving dan Problem Posing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar , Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika: Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika: Volume 5 Nomor 2, In press
  • Candra Dwi Habibi, Eunice Widyanti Setyaningtyas, Pengembangan Media Pop-Up Book untuk Kemampuan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Bangun Ruang Kubus dan Balok Kelas V SD , Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika: Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika: Volume 5 Nomor 2, In press

model pembelajaran based learning dan problem solving

  • For Readers
  • For Authors
  • For Librarians

About this Publishing System

KajianPustaka

Widget html #1, model pembelajaran problem based learning (pbl).

  • Menurut Barbara J. Duch (1996), Problem Based Learning (PBL) adalah satu model yang ditandai dengan penggunaan masalah yang ada di dunia nyata untuk melatih siswa berfikir kritis dan terampil memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan tentang konsep yang penting dari apa yang dipelajari (Wijayanto, 2009:15).
  • Menurut Suyatno (2009), Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah tersebut digunakan sebagai stimulus yang mendorong mahasiswa menggunakan pengetahuannya untuk merumuskan sebuah hipotesis, pencarian informasi relevan yang bersifat student-centered melalui diskusi dalam sebuah kelompok kecil untuk mendapatkan solusi dari masalah yang diberikan.
  • Menurut Arend, PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya (Trianto, 2007).
  • Menurut Sanjaya (2006: 214), Problem Based Learning (PBL) merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Hakekat permasalahan yang diangkat dalam Problem Based Learning adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dengan situasi yang diharapkan, atau antara yang terjadi dengan harapan.

Karakteristik Model Pembelajaran PBL 

  • Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
  • Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur. 
  • Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective). 
  • Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar. 
  • Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama. 
  • Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam problem based learning. 
  • Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif. 
  • Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan. 
  • Sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar. 
  • Problem based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Tujuan Model Pembelajaran PBL 

A. mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. , b. belajar peran orang dewasa , c. keterampilan-keterampilan untuk belajar mandiri , langkah-langkah penggunaan model pembelajaran pbl , a. konsep dasar (basic concept) , b. pendefinisian masalah (defining the problem) , c. pembelajaran mandiri (self learning) , d. pertukaran pengetahuan (exchange knowledge) , e. penilaian (assessment) , kelebihan dan kelemahan model pembelajaran pbl .

  • Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna. 
  • Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. 
  • Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang dilakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
  • Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku saja. 
  • Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. 
  • Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan menyesuaikan dengan pengetahuan baru. 
  • Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam dunia nyata. 
  • Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
  • Manakala siswa tidak memiliki minat atau siswa berasumsi bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka akan merasa enggan untuk mencoba. 
  • Keberhasilan model pembelajaran melalui Problem Based Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. 
  • Tanpa pemahaman mengapa siswa berusaha memecahkan masalah yang dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang ingin dipelajari.

Daftar Pustaka

  • Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif . Sidoarjo: Masmedia Buana Pusaka.
  • Wijayanto, M. 2009. Tesis: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dan Cooperative Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2008/2009 . Surakarta: UNS.
  • Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik . Jakarta: Prestasi Pustaka.
  • Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  • Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif . Surabaya: Kencana Prenada Media Group.

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to  upgrade your browser .

Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.

  • We're Hiring!
  • Help Center

paper cover thumbnail

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING.pdf

Profile image of Dr. Barusdi Anhar  Bin Buchari Abu Bakar, Lc, MA

2018, BARUSDI ANHAR

Problem-based learning (PBL) is a student-centered pedagogy in which students learn about a subject through the experience of solving an open-ended problem found in trigger material. The PBL process does not focus on problem solving with a defined solution, but it allows for the development of other desirable skills and attributes.

Related Papers

musdalifah yusuf

salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa bukan mengajarnya guru. Guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacuh semangat siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berfikir siswa ( penalaran, komunikasi, dan koneksi ) dalam pemecahan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah ( PBM ) pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

model pembelajaran based learning dan problem solving

FITKES UNJANI

Nurul Kamsyah

Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran yang sangat dominan untuk mewujudkan kualitas lulusan (out put) pendidikan. Pendidikan adalah sektor yang sangat menentukan kualitas hidup suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada kegagalan suatu bangsa, sebaliknya keberhasilan pendidikan juga secara otomatis membawa keberhasilan sebuah bangsa. Hakikat pembelajaran adalah mengasah atau melatih moral kepribadian manusia, oleh karena itulah proses pembelajaran dituntut untuk selalu menyesuaikan dinamika masyarakat, artinya proses yang didalamnya dibutuhkan teknik dan model yang senantiasa sesuai tuntunan zaman yang menjadi dinamika kehidupan masyarakat. Untuk itu perlu kupasan dan kajian arti dan makna yang mendalam tentang bagaimana konsep pembelajaran itu sendiri. Menilik dari kata pembelajaran, dasar katanya adalah belajar yang di bubuhi awalan " pe " dan akhiran " an " , yang berarti proses atau hal yang berkenaan dengan membuat jadi. Muchith (2008: 2) mengibaratkan proses pembelajaran sebagai sebuah proses meramu masakan untuk menjadi enak dan lezat. Kelezatan suatu masakan tidak cukup ditentukan oleh kelengkapan bumbunya, justru yang amat penting adalah kemampuan seorang cooki dalam meramu bumbu masakan.

Khazanah Jurnal Edukasi

Efi Usdiana

The process of teaching and learning activities during the Covid-19 pandemic is a challenge for educators or teachers. Learning activities that were originally face-to-face turned into online learning. Activities while online cause less interaction between teachers and students. In line with the length of online activities affect student learning motivation when offline. Based on this research aims to restore students' learning motivation so as to increase students' cognitive values. The results of the study indicate that there arepresentation of the increase in student activity in the learning process of student problem analysis through the application of the problem best learning (PBL) model using a social media environment that has been implemented by the teacher. Based on the results of the teacher activity research in the first cycle, it showed that there were 14 students (46, 66%) completing the social problem analysis activity and in the second cycle it showed 27 students or as much as 90.00% had completed the learning activity. From the results of improved learning, it can be concluded that the PBL method with social media Environment can improve the ability to analyze social problems for students in class XI IIS-1 MAN 2 Bojonegoro. So that student learning outcomes also increase.

Sridini Sopiani

Agus Mulyana agusmulyana.2017

PENDAHULUAN Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah. Siswa cenderung dijejali dengan berbagai informasi yang menuntut hapalan saja. Banyak sekali pengetahuan dan informasi yang dimiliki siswa tetapi sulit untuk dihubungkan dengan situasi yang mereka hadapi. Alih-alih dapat menyelesaikan masalah, pengetahuan mereka seperti tidak relevan dengan apa yang mereka hadapi. Ketika siswa mengikuti sebuah pendidikan tiada lain untuk menyiapkan mereka menjadi manusia yang tidak hanya cerdas tetapi mampu menyelesaikan persoalan yang akan mereka hadapi di kemudian hari. Sudah sering mendengar keluhan siswa betapa beratnya mereka mengikuti beban dari sekolah. Mereka dituntut untuk mengetahui segala hal yang dituntut oleh kurikulum. Walaupun kapasitas intelektualnya dapat menjangkau beban tersebut, siswa seperti telepas dari dunianya. Padahal yang mereka hadapi harus dapat diselesaikan dengan kemampuan sendiri. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan kemampuan-kemampuan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Kemampuan tersebut adalah kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran dimana masalah dihadirkan di kelas dan siswa diminta untuk menyelesaikannya dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Pembelajaran bukan lagi sebagai " transfer of knowledge " , tetapi mengembangkan potensi siswa secara sadar melalui kemampuan yang lebih dinamis dan aplikatif. Berdasarkan hal tersebut, guru perlu merancang pembelajaran yang mampu membangkitkan potensi siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah. Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah apa yang disebut " Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) " atau " Problem Based Learning (PBL) ". Pendekatan pembelajaran ini dipusatkan kepada masalah-masalah yang disajikan oleh guru dan siswa menyelesaikan masalah tersebut dengan seluruh pengetahuan dan keterampilan mereka dari berbagai sumber yang dapat diperoleh. Secara lebih lengkapnya, inilah yang akan penulis sajikan dalam makalah ini. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan topik-topik masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian tentang Pembelajaran

wiwiek tamsyani

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Harum Astarini

Definisi model pembelajaran problem posing secara filosofis, teori belajar yang mendukung model pembelajaran problem posing, 6 unsur - unsur model pembelajaran problem posing, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran problem posing, implementasi model pembelajaran problem posing dalam matematika, serta contoh RPP model pembelajaran problem posing

Model Pembelajaran Abad 21

Yulia Lamasi Simanullang

Keterampilan seseorang menjadi daya tarik yang perlu diasah secara berulang. Terlebih perkembangan teknologi dan zaman mengharuskan seseorang untuk terus beradaptasi dengan kemajuan dan dengan masalah yang disajikan. Keterampilan yang dibutuhkan pun terus mengalami perkembangan.

RELATED PAPERS

Achmad R O B B I Fathoni

Kamola Sattarova

Journal of the Japan Society of Powder and Powder Metallurgy

Tatsuo Fujii

Inês Villas-Boas

IEEE Transactions on Plasma Science

ALI ALI ABDOU

Patricia González

Medicine & Science in Sports & Exercise

Gabriel Pardo

Revista Brasileira de Psiquiatria

ivana kawikova

PABLO EMILIO ANGARITA CAÑAS

Physical Review Letters

Journal of legal anthropology

Suchandra Ghosh

JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran): Kajian dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran

Salsabila Anita Firdaus

Marta Valerio

Brie De Veirman

The Journal of Adhesion

Wandong Wang

Neuro-Oncology

Amit Adhikari

József Szilasi

Sergio Álvarez-Parra

Surface and Coatings Technology

J. Th. M. De Hosson

Revista Brasileira de Cardiologia Invasiva

Jürgen Stieh

Journal of Nuclear Medicine

David Sarrut

Hanna Mutiara

Ansgar Nünning

Morphologie

Brigitte Mauroy

  •   We're Hiring!
  •   Help Center
  • Find new research papers in:
  • Health Sciences
  • Earth Sciences
  • Cognitive Science
  • Mathematics
  • Computer Science
  • Academia ©2024

Tripven

Home » Pembelajaran » Model Pembelajaran Problem Solving

Model Pembelajaran Problem Solving

Februari 16, 2020 8 min read

Model Pembelajaran Problem Solving

Ketika aktivitas pembelajaran diadakan, guru dituntut untuk mempunyai rencana dan strategi. Ini bertujuan agar siswa bisa menyerap dan memahami materi pelajaran dengan efektif dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.

Salah satu upaya agar tujuan tersebut terwujud maka dibentuklah beberapa model, taktik dan strategi. Salah satu metode dan model yang akan dibahas kali ini adalah problem solving .

Model pembelajaran problem solving adalah alur yang dipakai untuk panduan dalam melaksanakan dan menyiapkan belajar mengajar di kelas.

Metode problem solving juga bisa diartikan langkah dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai tumpuan untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh solusi/pemecahan masalah.

Pengertian Problem Solving Menurut Para Ahli

Metode problem solving adalah pendekatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat tujuan, langkah-langkah sebuah aktivitas, lingkungan dan manajemen pembelajaran yang ada di kelas untuk menyelesaikan masalah.

Hamdani, (2011:84)

Pembelajaran problem solving adalah aktivitas belajar mengajar yang menuntut siswa untuk bisa menemukan solusi dari masalah mulai dari masalah dalam grup maupun individu. Tujuan utama pembelajaran ini adalah untuk menyelidiki dan meneliti dasar dari pemecahan masalah.

Hidayati (2008)

Beliau mengungkapkan bahwa metode ini dilandasi dari kepercayaan terhadap kenyataan bahwa pembelajaran tidaklah hanya melakukan ceramah dan saling berkomunikasi dan transfer ilmu satu arah kepada peserta didik.

Namun pembelajaran juga merupakan langkah untuk investigasi, menganalisa, penelitian dan berpikir secara mandiri untuk memperoleh solusi dari permasalahan.

Crow dan Crow (Hamdani, 2011:84)

Berpendapat bahwa problem solving merupakan langkah untuk mempresentasikan mata pelajaran dengan memotivasi peserta didik untuk dapat menemukan solusi dari suatu masalah agar kompetensi dasar bisa diraih.

Berlandaskan ungkapan para ahli di atas bisa diambil esensi, bahwa pembelajaran problem solving adalah melaksanakan pengajaran. Agar peserta didik siap menghadapi segala permasalahan baik di pelajaran dan dunia nyata. Dan peserta didik bisa menyiapkan berbagai rencana untuk mengatasi permasalahan dengan memperoleh informasi sebanyak mungkin untuk melakukan hipotesis dan melakukan kesimpulan.

Langkah-Langkah Problem Solving atau Sintaks Problem Solving

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Solving atau Sintaks Problem Solving

Terdapat enam sesi dalam model problem solving ini, berikut adalah sesi dan langkahnya:

  • Menentukan masalah yang pantas dan dirasa penting.
  • (Merumuskan Masalah) Mencari dan menganalisa masalah.
  • Memahami masalah.
  • Memformulasikan hipotesis
  • Menghimpun dan mengkategorikan informasi sebagai fakta dari hipotesis.
  • Membuktikan hipotesis.
  • Memutuskan cara penanggulangan masalah.

Setelah beberapa langkah-langkah umum yang biasa dilakukan dalam pembelajaran problem solving mari kita simak langkah-langkah khusus yang terdapat pendidikan yang levelnya lebih tinggi:

  • Menjelaskan masalah.
  • Brainstorming atau mengungkapkan semua masalah yang ada.
  • Menghimpun data dan informasi.
  • Melakukan diskusi terkait data dan infromasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah.
  • Mengungkapkan solusi dari masalah yang ada (presentasi)
  • Melakukan evaluasi dan refleksi.

Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan problem solving.

Berikut merupakan kelemahan dari pembelajaran pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Djamarah (2010:93):

  • Siswa bisa saja sulit untuk menganalisa level kesulitan dari masalah. Ini mengacu pada level berpikir siswa pada tingkat kelas yang ada. Karena pengalaman dan pengetahuan bisa saja kurang.
  • Pembelajaran ini memerlukan waktu yang tidak sedikit. Ini disebabkan saat proses klasifikasi atau kategorisasi masalah memerlukan waktu yang lama.
  • Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran problem solving. Sebab di Indonesia pada aktivitas pembelajaran sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa jarang aktif untuk berpikir secara mandiri.

Kelebihan Problem Solving

Hal ini ini diungkapkan oleh Djamarah (2010:92), berikut diantaranya:

  • Model ini bisa menjadikan pendidikan yang ada di kelas lebih berguna secara langsung dengan dunia nyata siswa.
  • Aktivitas problem solving bisa membuat siswa lebih fleksibel dalam menghadapi segala masalah yang ada di kehidupan, baik masalah individu dan grup.
  • Aktivitas model pembelajaran ini memicu daya pikir siswa menjadi lebih dalam dan luas dalam menghadapi masalah dan aktivitas belajar. Siswa juga bisa lebih terstruktur dan sistematis dalam menghadapi segala permasalahan hidup.

' src=

  • Pembelajaran

Bagaimana Teknik Pembelajaran Dapat Digunakan untuk Merancang Gaya Rambut…

' src=

Experiential Learning

Model pembelajaran kolaboratif, tinggalkan balasan batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

model pembelajaran based learning dan problem solving

  • For Readers
  • For Authors
  • For Librarians

model pembelajaran based learning dan problem solving

Our Journal

model pembelajaran based learning dan problem solving

  • Other Journals

model pembelajaran based learning dan problem solving

Annisa Rizqi Rahmawati Universitas Pendidikan Indonesia Indonesia

Suci Sundusiah Universitas Pendidikan Indonesia Indonesia

Dheka Dwi Agustiningsih Universitas Pendidikan Indonesia Indonesia

Flag Counter

  • Announcements
  • Editorial Team
  • Author Fees
  • Focus and Scope

Efektivitas Metode Partisipatori Berbantuan Media Mindomo dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan membuktikan efektivitas metode partisipatori berbantuan media Mindomo dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek siswa. Dengan desain eksperimen semu menggunakan Nonequivalent Control Group Design, siswa kelas XI SMAN 15 Bandung dibagi menjadi dua kelompok: kelas eksperimen dan kelas kontrol, masing-masing dengan 30 siswa. Data dikumpulkan sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan prates dan pascates, serta didukung oleh observasi. Hasil analisis data menggunakan uji-t menunjukkan perbedaan signifikan antara kemampuan menulis cerita pendek kelas eksperimen yang menerapkan metode partisipatori berbantuan media Mindomo dengan kelas kontrol. Kesimpulannya, metode ini efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek siswa.

Cahill, H., Coffey, J., Lester, L., Midford, R., Ramsden, R., & Venning, L. (2014). Influences on teachers’ use of participatory learning strategies inhealth education classes. Health Education Journal, 73(6), 702–713. https://doi.org/10.1177/00178969135 13892

Ciobanu, N. R. (2018). Active and Participatory Teaching Methods. European Journal of Education, 1(2), 69 –72.

Crone, C., & Hunter, C. S. J. (1980). Fromthe Field: Tested Participatory Activities for Trainers. World Education.

Dawilai, Sirikanya., Kamyod, Chayapol., & Prasad, Ramjee. (2019). Effectiveness Comparison of the Traditional Problem Based Learning and the Proposed Problem Based Blended Learning in Creative Writing: A Case Study in Thailand. Wireless Personal Communications, 1–15. https://doi.org/10.1007/s11277-019-06638-x

Dewi, N. P. E. F. D., Martha, I. N., & Wendra, I. W. (2016). Kesulitan Belajar Keterampilan Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas IXC SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2016/2017. E-Journal Prodi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Undiksha, 5(3), 1–12.

El-Mahdy, Marwa Mostafa Abbas., Qoura,Aly., & El Hadidy, Mervat. (2019). Developing Creative Writing Skills through a Short Story-Based Program. Journal of Research in Curriculum Instruction and Educational Technology, 4(4), 153–166.

Healey, B. (2019). How children Experience Creative Writing in The Classroom. Australian Journal of Language and Literacy, 42(3), 184–194.

Hidayat, A., Wikanengsih, & Fauziya, D. S. (2020). Pembelajaran Menulis Cerpen Menggunakan Metode Picture and Picture. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia), 3(5), 665–672.

Hudhana, W. D. (2019). Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Berbasis Karakter Menggunakan Media Pembelajaran VideoScribe. Seminar Nasional Bulan Bahasa (Semiba), 265–270. https://doi.org/10.26499/wdprw.v47i1.315

Jackson, D. (2017). Can games help creative writing students to collaborateon story-writing tasks? International Journal of Game-Based Learning, 7(3), 38–50. https://doi.org/10.4018/IJGBL.2017070104

Karami, M., Pakmehr, H., & Aghili, A. (2012). Another View to Importance of Teaching Methods in Curriculum: Collaborative Learning and Students’ Critical Thinking Disposition. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 46, 3266–3270. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.06.048

LI, W. (2020). Study of Teaching Method for Fiction Creative Writing. 2020 5thInternational Conference on Education and Social Development (ICESD 2020), 253–257. https://doi.org/10.12783/dtssehs/icesd2020/34421

Mastini, Suwandi, S.,& Sumarwati.(2016).Peningkatan Keterampilan MenulisCerpen Melalui Media Pembelajaran Berbasis Pengalaman dan Media Audiovisual pada Sekolah Menengah Pertama. Jurnal S2 Pendidikan Bahasa 65 Indonesia, 1(1), 22–34.

Nuryatin, A., & Irawati, R. P. (2016). Pembelajaran Menulis Cerpen. Penerbit Cipta Prima Nusantara.

Ortiz, D., & Huber-Heim, K. (2017). Frominformation to empowerment: Teaching sustainable business development by enabling an experiential and participatory problem-solving process in the classroom. International Journal of Management Education, 15(2), 318– 331. https://doi.org/10.1016/j.ijme.2017.03.008

Pendery, D. (2017). Razzle-dazzle andRazz-ma-tazz: A report into creative writing in a Taipei University. International Journal of Innovation, Creativity and Change, 3(1), 105–140.

Pradita,I. (2021). Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek melalui Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas IX SMP Swasta Budi Utomo Binjai Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurnal Penelitian, Pendidikan Dan Pengajaran, 1(3), 245–256.

Puspitasari, A. C. D. D. (2017). Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif dengan Kemampuan Menulis Cerpen (Studi Korelasional pada Siswa SMA Negeri 39 Jakarta). Sap, 1(3), 249– 258.

Putri, D. (2017). Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek dengan Menggunakan Teknik Copy the Master pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Rokania. Jurnal Pendidikan Rokania, 2(1), 30–47.

Rodríguez, G. L. A. (2017). Students’ language skills development through short stories. Ikala, 22(1), 103–118. https://doi.org/10.17533/udea.ikala.v22n01a07

Sari, L., Wikanengsih, & Fauziya, D. S. (2020). Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Melalui Metode Mind Mapping. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia), 3(2), 159–170.

Subakti, H., Handayani, E. S., Muslimah, A. A., Shinta, S., & Alfayed, D. (2020). Pengenalan Model Mind Mapping Dalam Pembelajaran Cerita Pendek di SD Negeri 002 Sungai Pinang Kota Samarinda. Jurnal Adimas Bina Bangsa, 01(01), 71–79.

Sumardjo, Y., & Saini K. M. 2001. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Sunaryo, H., Andalas, E. F., Asrini, H. W.,& Rahma, C. (2018). Penggalian Ide Malalui Pengembangan Berfikir Kritis Berdasarkan Gambar Bertema dalam Pembelajaran Menulis Cerpen. LITERASI: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, 8(2), 50–57. https://doi.org/10.23969/literasi.v8i2.1276

Susilowati. (2021). Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dan Penulisan Unsur Pada Teks Cerita Pendek Karya Siswa Kelas IX di MTS Negeri 3 Sragen. TEACHING : Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 1(1),57–66.

Ulfa, S. M., & Qomariyah, U. (2016). Peningkatan Keterampilan MenulisCerita Pendek Melalui Media Gambar Seri dengan Menggunakan Teknik Pengandaian Diri sebagai Tokoh Cerita. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(2), 1–7.

Widianto, F. R., & Murni, S. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Peta Pikiran dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek. Semantik, 9(2), 105–114. https://doi.org/10.22460/semantik.v9i2.p105-114.

Yulisna, R. (2016). Kontribusi Kemampuan Memahami Cerpen Terhadap Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Padang. Gramatika: Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(2), 72–83. https://doi.org/10.22202/jg.2016.v2i2.1101

Zain, S., Kasau, N. R., & Suhartini. (2017). Efektivitas Teknik Pengandaian Diri dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek. Jurnal Retorika, 10(2), 100– 105. https://doi.org/10.26858/retorika.v10i2.4856

  • There are currently no refbacks.

Lisensi Creative Commons

IMAGES

  1. pembelajaran problem solving dan problem based learning

    model pembelajaran based learning dan problem solving

  2. Model Pembelajaran Problem Based Learning

    model pembelajaran based learning dan problem solving

  3. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

    model pembelajaran based learning dan problem solving

  4. 5 Langkah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

    model pembelajaran based learning dan problem solving

  5. pembelajaran problem solving dan problem based learning

    model pembelajaran based learning dan problem solving

  6. keunggulan model pembelajaran problem solving

    model pembelajaran based learning dan problem solving

VIDEO

  1. PPL SIKLUS 1: Model Pembelajaran Problem Based Learning oleh Rosyaidah, S. Pd

  2. #PART 1. MENGENAL MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

  3. Vidio Pembelajaran UKIN (TINA)

  4. VIDEO PEMBELAJARAN UKIN PPG DALJAB

  5. VIDEO UJI KINERJA PPG DALAM JABATAN ANGKATAN 3 TAHUN 2023

  6. Vidio Pembelajaran UKIN 2023/2024

COMMENTS

  1. Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

    Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017 ...

  2. Model Pembelajaran Problem Based Learning

    Karakteristik model pembelajaran problem based learning. Pembelajaran ini memiliki beberapa karakteristik yaitu: Belajar dimulai dengan satu masalah. Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata peserta didik. Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah. Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan ...

  3. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem

    Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran Problem Based Learning juga memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut: 1. Memerlukan waktu yang lebih lama. PBL membutuhkan waktu yang lebih lama daripada metode pembelajaran tradisional karena melibatkan proses penelitian, diskusi, dan presentasi solusi.

  4. (PDF) Problem-based Learning: Apa dan Bagaimana

    Abstrak. Problem-based learning (PBL) merupakan model pembelajaran. berpusat pada peserta didik yang telah banyak dikenal. Meskipun. telah banyak dikenal, g uru dan calon guru perlu mengetahui ...

  5. (Pdf) Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    Based on these results, the experimental class 1 which applied the problem solving learning model was better at improving students' thinking skills than the experimental class 2 which applied a ...

  6. Model Pembelajaran Problem Based Learning: Kunci Berpikir Kritis dan

    Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang efektif untuk melatih siswa berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah nyata. Dengan menyajikan masalah otentik sebagai konteks belajar, siswa terbiasa menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang, mengumpulkan informasi relevan, dan merumuskan solusi inovatif.

  7. Komparasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Problem Solving

    KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI PENGARUHNYA TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MUPEL IPA SISWA SD KELAS V Oleh: Hendriana Monalisa, Nyoto Harjono Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UKSW Salatiga Email: [email protected], [email protected] Abstract

  8. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    The aim of this study to determine the comparison of Problem Solving (PS) and Problem Based Learning (PBL) models to critical thinking skills of student on buffer solution material. This type of research is quasi experimental research with posttest only control group design research design. The population of this study is all class XI IPA of MAN 2 Bengkulu City academic year 2018/2019 as many ...

  9. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Solving Dan Problem Based

    ALOTROP, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, 4(2): 107-116 (2020) p-ISSN 2252-8075 e-ISSN 2615-2819 107 PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI MIA MAN 2 KOTA BENGKULU Ida Nurjelita Sani*1, Amrul Bahar2, Elvinawati3 1,2,3Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Bengkulu

  10. Advantages and Disadvantages of Problem Based Learning Models

    adalah Problem Based Learning. Oleh karena itu penulis membahas mengenai kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) sehingga para pendidik mengetahui menggunakan dan menggembangkan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dalam praktik di kelas.

  11. Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL): Membangun Kreativitas

    Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa belajar melalui pemecahan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan mereka. PBL tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi lebih pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan pemecahan masalah.

  12. Perbedaan PBL dan Problem Solving: Mana yang Lebih Efektif dalam

    Problem-based learning (PBL) dan problem solving adalah dua metode pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, namun keduanya memiliki perbedaan utama. PBL adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan mahasiswa sebagai pengambil keputusan aktif dalam memecahkan masalah melalui diskusi dan kolaborasi dengan sesama mahasiswa.

  13. Definisi Dan Konsep Model Pembelajaran Berbasis Masalah /Problem Based

    Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).

  14. Model Pembelajaran Problem Based Learning: Menemukan Solusi dengan

    Tips dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning. Agar proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL berjalan dengan baik, berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan: 1. Pilih masalah yang menarik minat siswa: Pilih masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan sesuai dengan minat mereka.

  15. Keefektifan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem

    Penelitian ini digunakan guna melihat efektivitas model pembelajaran Problem Based Learning dan Problem-solving ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5 SD. Subjek dari penelitian ini ialah siswa kelas 5 di Sekolah Dasar Negeri Pakis 1 dengan jumlah siswa di kelas parallel A dan B 41 siswa, 20 di kelas 5A dan 20 di kelas 5B. teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah ...

  16. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

    Karakteristik Model Pembelajaran PBL. Menurut Trianto (2009:93), karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah: (1) adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, (2) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (3) penyelidikan autentik, (4) menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya, dan (5) kerja sama.

  17. problem solving and problem based learning

    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING, CPS DAN PROBLEM BASE LEARNING Oleh: Saeful Nurdin, M.Pd. Balai Diklat Keagamaan Bandung e-mail:[email protected] A. Pengertian model pembelajaran problem solving Metode Problem Solving adalah cara mengajar yang dilakukan dengan cara melatih para murid ...

  18. PDF Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) Dan Problem

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MINAT BELAJAR SEBAGAI VARIABEL MODERATOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat,

  19. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING.pdf

    1 MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI Oleh: Dr. Barusdi Anhar, Lc, MA 1 Abstrak Problem-based learning (PBL) is a student-centered pedagogy in which students learn about a subject through the experience of solving an open-ended problem found in trigger material.

  20. Model Pembelajaran Problem Solving: Pengertian dan Langkahnya

    Pengertian. Model pembelajaran problem solving adalah alur yang dipakai untuk panduan dalam melaksanakan dan menyiapkan belajar mengajar di kelas. Metode problem solving juga bisa diartikan langkah dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai tumpuan untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh solusi/pemecahan ...

  21. Project-Based Learning and Problem-Based Learning Models in Critical

    Purnomo, D. S. (2022). Efektivitas Problem-Based learning dan project based learning terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari digital literacy pada peserta didik kelas viii smp negeri 3 klaten tahun ajaran 2021/2022 (Doctoral dissertation, Universitas Widya. Rahabav, P. (2016). The Effectiveness of Academic Supervision for Teachers.

  22. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Problem

    Kemampuan berpikir kritis dilaksanakan saat proses belajar berlangsung. Namun pada kenyataannya kemampuan berpikir kritis pada siswa masih tergolong sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving terhadap kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran tematik siswa kelas IV SD. Penelitian ini menggunakan jenis ...

  23. Pengembangan Model Pembelajaran Problem Solving Berbantuan Learning

    Based on the research results, it can be concluded that the development of LMS-assisted problem solving learning models can develop students' critical thinking skills on the buffer solution ...

  24. Pegaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap

    This study intends to determine the impact of Creative Problem Solving (CPS) on student's creative thinking as well as the reactions of students to the use of Creative Problem Solving technique. This lack of student participation in the teaching and learning processes is what motivated the researcher to conduct this study. The only teaching strategy that can improve student's ability for ...

  25. Efektivitas Metode Partisipatori Berbantuan Media Mindomo dalam

    Effectiveness Comparison of the Traditional Problem Based Learning and the Proposed Problem Based Blended Learning in Creative Writing: A Case Study in Thailand. ... Teaching sustainable business development by enabling an experiential and participatory problem-solving process in the classroom. ... (2020). Penerapan Model Pembelajaran Peta ...